KATA PENGANTAR

Mungkin saya—atau mungkin juga Anda—tidak jauh berbeda dengan kebanyakan orang, manakala sedang dalam sebuah penerbangan pesawat, kita lebih sering menghabiskan waktu untuk ‘menguntai mimpi’ dalam hamparan awan di atas langit. Hanya jika penumpang di sebelah kita lumayan imajinatif dan antusias mengajak mengobrol saja, maka godaan kantuk hilang dan penerbangan menjadi sedikit lebih berwarna dengan aneka tema perbincangan.

Namun, setelah membaca buku Aircraft in You karya pertama Soesanto Goentoro ini, saya mulai tersadar bahwa sesungguhnya kita semua bisa menikmati setiap perjalanan dengan pesawat secara lebih inspiratif dan kaya makna. Ya, mata saya dibukakan oleh inspirasi pesawat sebagai temuan teknologi yang sungguh-sungguh mengangumkan dan mengubah peradaban tersebut. Sesuatu yang kita semua anggap biasa saja, ternyata mengandung unsur edukasi dan nilai-nilai penguatan, motivasional, dan berguna bagi pengembangan diri kita.

Dan, dari buku inilah, untuk pertama kalinya saya tersadarkan, bahwa dalam meraih cita-cita dan tujuan-tujuan hidup ini, kita bisa belajar banyak dari pesawat terbang. Saya coba membayangkan, andai spirit dan
KATA PENGANTAR kesadaran semacam ini dapat disebarluaskan dan dihidupkan di segala lapisan masyarakat, mungkin dan bahkan kemungkinan besar, akan terwujud satu kebangkitan mental dan motivasi untuk maju yang lebih besar lagi. Saya tidak tahu apakah pandangan saya ini berlebihan atau tidak, namun saya sungguh berharap ada efek semacam itu saat orang membaca buku ini. Toh berharap akan adanya kebaikan bersama itu tidak ada ruginya, bukan?

Buat saya pribadi, buku ini sangat kreatif dan punya keunikan tersendiri. Kreatif karena tidak cukup banyak orang yang mau memerhatikan hal-hal kecil dan kemudian menuangkannya dalam sebuah karya yang mencerahkan dan mudah dinikmati seperti ini. Menarik karena apa yang ditulis di buku ini saya yakini begitu membumi dan sanggup menginspirasi pembaca dari kalangan mana pun. Pembaca bisa buktikan kedua hal tersebut dari sejumlah testimoni para endorser yang sudah lebih dulu membaca karya ini.

Sisi lain yang ingin saya soroti pula adalah niatan dan kesungguhan penulis buku ini untuk sharing pengalamannya sendiri. Saya tertarik dengan kisah bagaimana penulis, yang kehidupannya sudah mapan sebagai pengusaha, namun di usianya yang di atas 50-an masih saja mau “aneh-aneh” melamar sebagai pramugara di sebuah maskapai ternama.

Bukan soal diterima atau tidaknya yang menarik, tetapi soal keberaniannya untuk “mencobai” diri sendiri, untuk bisa tahu sampai pada batas mana sebuah mimpi dapat diwujudkan, dan kemudian mengambil setiap pelajaran dari proses tersebut. Menurut saya, ini sesuatu yang kreatif, bahkan seksi karena mengusik kita untuk tak kalah berani dalam mencoba sesuatu yang out of the box.

Saya menyukai sisi unik tersebut karena kebetulan saya sendiri juga pernah melakukan hal yang agak mirip-mirip. Kurang lebih sepuluh tahun yang lalu, saat saya dalam masa transisi dari profesi wartawan menjadi profesi yang saya tekuni sekarang ini, saya pernah beberapa kali menjajal mental sendiri. Saya pernah melamar menjadi tenaga sales otomotif, melamar menjadi sales sepeda motor, termasuk menjual sabun dan sampo door to door, dari salon ke salon.

Saya juga masih ingat pihak-pihak yang mewawancarai saya mengerenyitkan dahi begitu membaca CV saya; berpengalaman sebagai wartawan, alumnus terbaik semasa kuliah, plus sederet karya tulisan saya. Untuk seorang calon tenaga sales, saya diwawancarai ibaratnya seperti calon mitra kerja hehehe… Namun, saya juga masih ingat ketika ngasong sabun dan sampo di salon-salon, saya dicurigai seperti orang mau minta sumbangan, dan asyiknya lagi, saya diusir dengan sukses hahaha…

Apa yang ingin saya garisbawahi di sini adalah bahwa tidak ada salahnya, bahkan mungkin ini perlu sekali, bagi kita semua untuk sesekali mencoba sesuatu yang baru, yang menantang, di luar rencana, dan di luar comfort zone kita. Bolehlah dibilang ini hanya iseng-iseng belaka, namun bisa juga tantangan ini dilakukan untuk tujuan pengembangan diri. Menjajal ketangguhan mental adalah aktivitas para pemenang yang ingin menaklukkan batas-batas dalam diri mereka. Sebab, begitu proses tersebut berhasil dilalui, pasti ada hikmah yang bisa diambil manfaatnya, ada “ukuran-ukuran diri” baru yang ditemukan. Dan saya yakin, itu semua konstruktif bagi pengembangan dan penguatan mental maupun jati diri kita.

Nah, saya melihat ada spirit dan dorongan semacam itu dalam buku Aircraft in You ini. Dengan ilham pesawat, Soesanto yang pernah bercita-cita jadi pilot ini mengajak kita semua untuk berani membangun diri, memperkuat mental, dan menyadari adanya kekuatan mahabesar dalam diri kita masing-masing. Dan dengan logika awam pun kita akan mudah menangkap maksudnya, Soesanto mengajak kita semua untuk maju bersama dengan kekuatan mahabesar tersebut. Langkah awalnya adalah menyadari eksistensi kekuatan tersebut dan mematrikan dalam bawah sadar kita. Berikutnya, kita harus memunculkan, memperkuat, mengaplikasikan, dan kemudian mendayagunakan untuk meraih tujuan-tujuan besar dalam kehidupan kita.

Sebuah motif yang sederhana, namun terasa sekali daya dorong dan ketulusannya, sehingga karena hal itulah saya merasa sangat terhormat ketika diberi kesempatan untuk menghantarkan pembaca dalam menikmati karya ini. Akhir kata, saya ucapkan selamat kepada Soesanto Goentoro atas terbitnya buku ini, dan untuk pembaca sekalian, saya ucapkan selamat menikmati perjalanan motivasional Anda bersama Aircraft in You ini. Salam Pesawat!

EDY ZAQEUS
Penulis Bestseller, Trainer, Writing Coach

Founder Littera Institute



Comments

Popular Posts