8 Hal Yang Perlu Kita Ketahui Tentang Penerbangan dan Pilot

     

Berada di kokpit pesawat sepanjang waktu, pilot hampir tidak pernah berinteraksi langsung dengan penumpang. Tapi di balik kemudinya, ternyata ada beberapa hal yang ingin dikatakan ke penumpang lo brosis. Tapi kira2 apa yaKalau brosis bisa melihat pramugari yang mondar-mandir di dalam pesawat sudah biasa, tapi bagaimana dengan pilot? Hampir di setiap penerbangan, penumpang tidak bisa bertatap muka dengan pilot. Keberadaanya hanya diketahui lewat suara pilot sebelum dan setelah terbang.
Tapi ternyata, ada banyak hal yang sebenarnya ingin pilot sampaikan selain ‘take off position’ kepada penumpang. Diintip dari Woman’s Day, Jumat (4/12/2012) inilah 8 hal yang ingin pilot sampaikan kepada para penumpangnya :

1. Turbulensi memang mengganggu, tapi itu tidak berhubungan dengan masalah keselamatan

Apakah anda sekalian pernah mengalami guncangan saat berada di dalam pesawat? Sesaat memang terasa menyeramkan, pesawat terasa seolah akan jatuh. Tapi tidak perlu kuatir berlebihan. Turbulensi jauh dari hal yang harus dikhawatirkan oleh pra penumpang. Turbulensi bukan berarti pesawat mengalami kerusakan, itu adalah hal yang wajar dialami pesawat ketika terbang karena perbedaan tekanan udara. Sebelum terbang, pesawat sudah melakukan banyak tes, terutama soal keselamatan. Namun jika memang panik, tidak ada salahnya jika anda mengencangkan sabuk pengaman, safety first itu penting .
2. Pilot atau kapten tidak selalu lebih senior dari co-pilot

Saat ini mungkin kebanyakan orang berpikir kalau pilot atau kapten lebih senior dari co-pilot ya kayak sopir sama kondektur gitu . Tapi nyatanya tidak, banyak co-pilot adalah pilot sesungguhnya dan bisa mengoperasikan seluruh pesawat, termasuk saat kondisi darurat. Satu-satunya yang membedakan hanyalah kapten memiliki tanggung jawab yang lebih penuh selama penerbangan.
3. Take off memang berisiko, tapi sangat kecil

Jika ditanya apakah sebuah penerbangan aman, seorang pilot akan mengatakan semua bagian penerbangan aman. Tapi jika harus mengakui mana yang paling berisiko, pilot akan menjawab bagian take off atau lepas landas. Hal ini disebabkan kondisi pesawat ketika take off cukup berat dan penuh bahan bakar, kemudian terbang dengan kecepatan yang relatif rendah, bisa terjadi kegagalan mesin dan bisa berakibat fatal. Jika terjadi maka membutuhkan penanganan yang cepat. Oleh karena itu, simulator kegagalan mesin saat penerbangan selalu dilakukan setiap 6 bulan sampai 1 tahun. Meski begitu, kejadian ini langka terjadi dan mudah2an tidak akan pernah terjadi.
4. Autopilot tidak akan pernah menggantikan pilot sesungguhnya

Meski memiliki perangkat autopilot, ini tidak akan menggantikan tugas pilot yang sesungguhnya. Autopilot memang membantu segala pengaturan navigasi vertikal dan horizontal, tapi tidak untuk lepas landas dan mendarat. Hal itu memerlukan pelatihan khusus. Ketika transisi dari satu posisi ke posisi lain, seorang pilot perlu melalui pelatihan khusus, termasuk kelas dan pelatihan simulator agar bisa menggunakan fasilitas ini dengan baik,
5. Pilot dan staf maskapai juga tidak suka pergantian gate dan delay, sama seperti penumpang

Penumpang pesawat bukanlah satu-satunya pihak yang membenci pergantian gate. Ini karena setiap perubahan membutuhkan kerja lebih banyak dari berbagai pihak, mulai dari pihak maskapai, katering, sampai penanganan bagasi. Selain itu, hal lain yang juga tidak disukai pilot dan staf maskapai adalah keterlambatan atau penundaan penerbangan. Banyak rumor yang beredar bahwa pilot menyukai penundaan karena mereka dibayar untuk waktu tambahan, meskipun tidak menutup kemungkinan tapi sebenarnya para pilot ingin segera lepas landas tepat waktu.
6. Penumpang benar-benar harus mematikan mematikan ponsel

Meski sinyal ponsel tidak menganggu banyak peralatan pesawat, tapi penumpang sebaiknya tetap tidak menyalakan ponsel. Namun jika ingin menyalakan ponsel, selama penerbangan anda bisa mengaktifkan ‘Airplane Mode’ atau ‘flight mode’ yang ada di ponsel. Jadi, meski tidak bisa berkomunikasi, Anda tetap bisa mendengarkan musik atau bahkan mengambil foto selama berada di pesawat. Bukan cuma itu, penumpang juga diharapkan bisa mematikan segala peralatan elektronik yang dimiliki. Alasan utamanya adalah karena frekuensi atau gelombang dari alat-alat elektronik itu bisa mempengaruhi perubahan akselerasi dalam penerbangan.


7. Ketika di udara, mata pilot tidak selalu memandang ke depan

Berada di udara bukan berarti mata pilot selalu di depan. Mereka bisa saja sedang baca koran, maen puzzle, maen congklak, maen petak umpet halah :). Karena kegiatan-kegiatan tersebut bisa menahan kantuk, terlebih bila autopilot sudah diaktifkan. Tapi ini bukan berarti pilot selalu santai ketika berada di kokpit. Sesekali mereka juga mengadakan komunikasi dengan air traffic control dan pihak monitoring pesawat.
8. Pilot tidak selalu bekerja dengan co-pilot yang sama

Banyak kapten dan co-pilot yang tidak kenal satu sama lain, bahkan ada yang baru bertemu saat itu. Ini karena setiap pilot dan co-pilot memiliki jadwal penerbangan yang berbeda. Meskipun demikian mereka harus segera klop agar bisa bekerjasama dalam penerbangan mereka.

Sumber : http://blog.kiostiket.com/8-hal-yang-perlu-kita-ketahui-tentang-penerbangan-dan-pilot/

Comments

Popular Posts