Bagaimana cara pilot jet tempur mengatasi pengaruh kecepatan supersonik?



Tentu banyak pembaca yang sudah mengenal jenis-jenis pesawat jet tempur dengan kecepatan supersonik. Ada beberapa diantaranya yang mampu melesat dengan kecepatan melebihi Mach 2.4. Itu lebih dari 2.500 kilometer/jam. Kemampuan manuvernya pun nyaris sempurna. Seorang penerbang jet tempur yang terlatih bisa dengan mudah melakukan manuver-manuver yang paling ekstrim dengan mengendarai pesawat jet tempur buatan abad ini. Misalnya manuver Kulbit, Herbst, atau manuver Kobra Pugachev yang terkenal itu. Anda bisa bayangkan bagaimana rasanya saat berada dalam pesawat yang sedang bermanuver seperti itu, dimana badan pesawat akan berputar-putar dan meliuk-liuk dengan kecepatan yang berubah-ubah dalam hitungan detik. Jika bukan seorang penerbang yang terlatih, kemungkinan besar Anda akan segera pingsan didalam cockpit.

Di dalam tulang telinga kita terdapat sebuah organ sebesar biji kacang tanah yang berfungsi sebagai sensor untuk menangkap percepatan. Organ ini umumnya terbiasa pada rangsangan sebesar gaya tarik bumi dan tidak terganggu dalam penerbangan biasa, yaitu penerbangan yang hanya memiliki lintasan mendatar saja. Tapi organ tersebut akan terganggu pada penerbangan miring, misalnya pada manuver-manuver jet tempur dengan percepatan tinggi yang sering berubah-ubah. Ini disebut dengan pengaruh gaya Gz. 

Manuver seperti itu mengakibatkan seorang penerbang jet tempur bisa mengalami bermacam-macam gangguan, dari kesalahan orientasi ruang (spatial disorientation) hingga muntah-muntah. Bisa juga si penerbang mengalami sudut pandang mata yang menyempit karena kurangnya distribusi darah dan oksigen ke seluruh syaraf mata. Akibatnya pandangan mata penerbang menjadi kabur, hingga akhirnya tidak bisa melihat apa-apa lagi meskipun telinga dan fikirannya masih dapat berfungsi dengan baik. Dan yang lebih parah apabila terjadi berkurangnya supply oksigen ke otak. Bisa ditebak, si penerbang akan segera jatuh pingsan dan tentu saja berakibat sangat fatal.

Gangguan lainnya yang cukup berbahaya bagi seorang penerbang jet tempur misalnya terganggunya system pernafasan. Darah akan berkumpul dibagian bawah paru-paru yang mengakibatkan perjalanan darah menuju otak semakin jauh. Itu membuat oksigenisasi menjadi sangat buruk. Kabarnya, hal ini juga akan mengganggu kerja jantung. Dalam keadaan seperti ini penerbang tidak dapat lagi sepenuhnya mengendalikan jet tempurnya.

Lalu bagaimana caranya agar seorang penerbang jet tempur bisa menghindari gangguan-gangguan seperti diatas? 

Sebenarnya berat atau ringan gangguan yang dialami pada kondisi seperti itu tergantung pada kondisi dan kemampuan toleransi si penerbang. Dan fakta menunjukkan bahwa kemampuan toleransi manusia dalam mengatasi gaya Gz bisa ditingkatkan dengan melakukan latihan-latihan dan persiapan khusus.

Persiapan standard yang harus dilakukan seorang penerbang jet tempur adalah mengenakan pakaian ketat yang disebut anti G-Suit. Gunanya untuk melindungi bagian perut dan kaki yang berfungsi mencegah terlalu banyaknya aliran darah menuju bagian kaki saat terjadi tekanan darah di otak menjadi rendah sekali dan di kaki tinggi sekali. Jika itu terjadi, penerbang diharuskan melakukan straining manoeuvre dengan cara M-1 manoeuvre (mengerang) atau L-1 manoeuvre (mengedan) sambil menghembuskan nafas secara perlahan.

Selain itu, seorang penerbang dianjurkan juga melakukan latihan angkat berat dan aerobic sedang. Gunanya untuk membentuk system neuromuskuler pada otot-otot tertentu agar mampu mengatasi pengaruh gaya Gz. Otot pada leher juga perlu dilatih yang akan banyak gunanya saat terjadi pengaruh Gz yang dating dari atas. Jika terjadi G-LOC (Gravity Induced Loss of Consciousness) atau kehilangan kesadaran karena pengaruh gaya Gz, beban di kepala menjadi berlipat ganda, wajah menjadi sembab, dan leher harus bekerja keras untuk menahan beban yang berat. Untuk mengatasi keadaan seperti itu diperlukan otot leher yang kuat.

Latihan aerobic yang berat atau berlebihan tidak disarankan bagi seorang penerbang. Latihan seperti itu hanya akan membuat ukuran jantung menjadi bertambah besar dan memperlambat denyut nadi. Fungsi ini berlawanan dengan apa yang diperlukan oleh seorang penerbang saat menghadapi G-LOC. Latihan yang dianjurkan adalah aerobic menengah, misalnya berlatih lari sejauh 3 mil dalam waktu tempuh 20 hingga 30 menit. Cukup dilakukan tiga kali dalam seminggu. 

Latihan harus dititik-beratkan pada kemampuan untuk mengatasi pengaruh gaya Gz. Disamping latihan-latihan tadi, menu makanan para penerbang juga harus diperhatikan secara khusus. Hindari makanan dan minuman mengandung alcohol, tidak merokok, melakukan diet yang tepat, dan banyak minum air putih. Dengan latihan dan pola makan yang tepat, seorang penerbang akan memiliki kondisi tubuh yang prima dan tidak mudah lelah. Selanjutnya mereka akan selalu siap untuk menerbangkan pesawat tempur berharga jutaan dollar itu. 

Sumber : http://prokimal-online.blogspot.com/2012/03/bagaimana-cara-pilot-jet-tempur.html

Comments

Popular Posts