Awas Sakit Pasca Traveling dengan Pesawat


Terkait kesehatan, traveling dengan pesawat sama mengkhawatirkannya dengan mengadakan pesta anak, atau membeli tiket film yang dibintangi oleh Ben Stiller. Sakit setelah traveling dengan pesawat kerap terjadi. Tapi apa yang sesungguhnya terjadi?


George Szatmari, profesor dari departemen mikrobiologi dari Universite de Montreal, menjelaskan apa saja yang mungkin terjadi di dalam pesawat terkait kesehatan, dan bagaimana cara mencegahnya.

Hal pertama adalah terkait stress. Stress di pesawat rupanya memengaruhi sistem imun tubuh, dan lebih jauh dapat membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi. Di pesawat, Anda juga berbagi ruang sempit dan udara dengan banyak orang. Jika seseorang bersin di belakang Anda, maka tak butuh waktu lama bagi virus tersebut untuk ‘traveling’ ke tempat Anda. Teorinya adalah, jika udara sangat kering, itu akan membuka celah kecil pada rongga hidung Anda yang bisa memudahkan virus untuk masuk. Dan di dalam pesawat, udara memang cenderung lebih kering.

Masalah tersebut telah diperbaiki dari tahun ke tahun. Pesawat modern memiliki sistem sirkulasi udara hingga 15-20 kali per jam. Ini tiga kali lebih banyak ketimbang sirkulasi rata-rata di sebuah rumah. Risiko tersebut juga diminimalisir dengan aliran udara yang diposisikan di bagian atas penumpang, mengarah ke bawah. Artinya, penumpang berbagi udara dengan lebih sedikit orang.

Hal kedua yang menjadi perhatian adalah kebersihan fasilitas. Toilet, misalnya. Petugas maskapai membersihkannya secara berkala sebelum penerbangan, tapi tentu mereka tak bisa membersihkan semuanya. Dalam sebuah penerbangan, rata-rata ada 50 orang menggunakan toilet. Toilet adalah fasilitas bersama, dan Anda takkan tahu apa yang ada di sana.

Sama juga dengan meja dan kabin di atas kepala penumpang. Keduanya merupakan kawasan yang sering tersentuh tangan, dan tangan merupakan sarana utama perpindahan kuman (untuk tumbuh, bakteri memerlukan sumber makanan dan kelembaban).

Dalam sebuah studi yang diadakan University of Arizona pada 2007, peneliti mengatakan adanya bakteri staphylococcus aerus pada 60 persen meja makan yang ada di pesawat. Dan pada laporan penyelidikan Centers for Disease Control tahun 2010, disimpulkan bahwa penumpang yang duduk di bagian lorong lebih rentan terhadap sakit yang disebabkan oleh kontak orang per orang ataupun kontaminasi lingkungan. Lantas bagaimana menghindari sakit pasca traveling dengan pesawat?

Hand sanitizer adalah benda yang berguna di dalam kabin. Kemudian, menyapu bagian meja atau lengan kursi dengan tisu disinfektan juga dapat mengurangi faktor risiko terserang kuman. Bagaimana dengan masker? Masker bisa saja berguna. Akan tetapi, perlu diingat di mana Anda menyimpan masker tersebut sebelumnya. Konon, tas bukanlah lingkungan yang bersih dari kuman.


Sumber : http://www.readersdigest.co.id/travel/traveler/awas.sakit.pasca.traveling.dengan.pesawat/006/002/160

Comments

Popular Posts